Filosofi Sholat Dhuha
Ada 2 (dua) waktu shalat wajib
yang memiliki jarak waktu yang cukup lama, Isya - Shubuh dan shubuh - dzuhur.
Isya-shubuh, memiliki waktu tempuh ± 9 jam, disela antara Isya dan Shubuh Allah
memberikan opsi, yaitu shalat sunnah yang layak dilakukan yakni shalat
Tahajjud, Witir, dll. Begitu pula jarak, antara shubuh ke Dzuhur, ada waktu
tempuh ± 8 jam disela antara Shubuh dengan Dzuhur, Allah memberikan opsi
tambahan untuk beribadah kepada-Nya, yakni shalat Dhuha.
Sebagaimana termaktub dalam Al-Qur`an surat Ad-Dhuha : "Demi waktu dhuha" (QS. Ad-Dhuha : 1)
Rosululloh SAW juga bersabda : "Sesungguhnya Allah berfirman : Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku 4 rakaat di awal hari, maka aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya"
Selain dalil-dalil yang bersumber dari Allah dan Rosul-Nya, filosofi dhuha bisa ditilik dari dimensi kesehatan, disaat kita sibuk bekerja, tanpa banyak waktu untuk olah raga, maka dengan dhuha 4 rakaat sudah menjadi syarat gerakan tersebut, yang sangat berarti bagi kesehatan tubuh kita. Dari kaca mata psikologis, kegiatan ber-dhuhaa dapat memotivasi dan menyemangati kita dalam menjemput rizki yang sejatinya memang telah Allah sediakan.
Bahkan, sebagai seorang muslim yang beriman kepada Allah dan cinta pada Rasul-Nya kita harus yakin bahwa Allah selalu mengintervensi kita dalam setiap lini kehidupan kita, melimpahkan rizki, membayar hutang, menggapai ilmu yang bermanfaat, mencapai prestasi kerja yang luar biasa dan dalam setiap hal lainnya tanpa disangka-sangka.
Sebagaimana termaktub dalam Al-Qur`an surat Ad-Dhuha : "Demi waktu dhuha" (QS. Ad-Dhuha : 1)
Rosululloh SAW juga bersabda : "Sesungguhnya Allah berfirman : Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku 4 rakaat di awal hari, maka aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya"
Selain dalil-dalil yang bersumber dari Allah dan Rosul-Nya, filosofi dhuha bisa ditilik dari dimensi kesehatan, disaat kita sibuk bekerja, tanpa banyak waktu untuk olah raga, maka dengan dhuha 4 rakaat sudah menjadi syarat gerakan tersebut, yang sangat berarti bagi kesehatan tubuh kita. Dari kaca mata psikologis, kegiatan ber-dhuhaa dapat memotivasi dan menyemangati kita dalam menjemput rizki yang sejatinya memang telah Allah sediakan.
Bahkan, sebagai seorang muslim yang beriman kepada Allah dan cinta pada Rasul-Nya kita harus yakin bahwa Allah selalu mengintervensi kita dalam setiap lini kehidupan kita, melimpahkan rizki, membayar hutang, menggapai ilmu yang bermanfaat, mencapai prestasi kerja yang luar biasa dan dalam setiap hal lainnya tanpa disangka-sangka.
Written
by Ust. Rohim, dhuhanasional.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar