Sabtu, 29 Oktober 2016

Makna 17-an

Filosofi Dan Makna Di Balik Lomba Yang Diadakan Pada 17 Agustus


          Beragam permainan yang kerap menjadi lomba 17an kompleks perumahan pada perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia mengandung filosofi yang cukup dalam, selain dari umur lomba tersebut yang sudah cukup lama. Simak ulasan berikut untuk mengetahui filosofi serta maknanya.
          Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus selalu diwarnai oleh berbagai lomba yang seru dan menyenangkan ditambah mengundang keceriaan anak-anak.
          Masyarakat pun begitu antusias ingin memeriahkan perayaan HUT Kemerdekaan RI yang berhasil diperjuangkan dengan cara yang mengasyikan. Beragam permainan yang kerap diperlombakan pada perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia mengandung filosofi yang cukup dalam.

Daftar Lomba 17an Kompleks Beserta Filosofi dan Makna yang Dimilikinya

          Biasanya, di perumahan juga akan mengadakan lomba 17an kompleks yang turut dimeriahkan oleh masyarakat sekitar. Lalu, apa saja lomba 17 Agustus yang memiliki filosofi tertentu? Mari simak maknanya di bawah ini:

1. Panjat Pinang

          Di kompleks perumahan, lomba panjat pinang merupakan salah satu yang paling populer dalam lomba 17an kompleks. Permainan ini berupa sebuah pohon pinang yang tinggi dilumuri oleh pelumas dan bagian atas pohon tersebut disiapkan berbagai hadiah menarik.
          Hadiah-hadiah menarik inilah yang membuat peserta berlomba untuk mendapatkan hadiah-hadiah tersebut dengan cara memanjat batang pohon. Filosofi dari lomba ini adalah semangat kebersamaan dan gotong royong dalam mencapai suatu tujuan. Coba saja lihat dari semangat peserta menaiki pohon pinang untuk meraih hadiah tapi dengan kerjasama tim yang kuat.
          Selain itu, lomba panjat pinang mengandung makna yang berarti Bangsa Indonesia yang tidak pernah menyerah meskipun negara berada dalam keadaan krisis. Diharapkan, semua masyarakat bersatu dan berpikir bagaimana cara untuk menaikkan martabat, seperti yang terjadi pada lomba panjat pinang.

2. Tarik Tambang

          Permainan tarik tambang ini masih dimainkan untuk mengajak keluarga-keluarga yang ada di beberapa Rukun Tetangga untuk memeriahkan dan ikut dalam lomba 17an kompleks ini. Permainan ini melibatkan dua regu dengan beberapa peserta, baik lelaki maupun wanita.
          Dua regu bertanding dari dua sisi berlawanan dan semua peserta memegang erat sebuah tali tambang. Kemudian masing-masing regu menarik tali tambang sekuat mungkin agar regu yang berlawanan melewati garis pembatas. Ini menandakan semangat persatuan bisa membantu mengalahkan lawan.
          Selain itu, tarik tambang mengajarkan adanya kerja keras dan taktik supaya bisa menumbangkan lawan. Hal ini juga memiliki filosofi makna persatuan dan kerja keras bangsa dalam merebutkan “tambang” kemerdekaan secara bersama. 

3. Makan Kerupuk

          Perlombaan yang satu ini juga menjadi populer di kalangan masyarakat. Seringkali bersama keluarga, orang berpartisipasi mengikuti perlombaan ini lantaran keseruannya, walaupun lomba ini sudah berulang kali dimainkan.
          Di lomba ini, para peserta berlomba untuk memakan kerupuk masing-masing dan pemenangnya adalah peserta yang paling cepat memakan habis kerupuknya. Kegiatan ini mengajarkan betapa masyarakat tetap bersemangat meskipun dalam penjajahan dan didera kesulitan pangan, sandang, dan papan, akibat hasil panen utama yang diambil kaum penjajah. Dengan simbol rasa semangat itu juga para masyarakat meghadirkan kembali dalam perlombaan ini sebagai pengingat mereka akan kondisi yang terjadi di masa penjajahan.

4. Balap Karung

          Balap karung merupakan lomba tradisional yang hingga kini masih terkenal dan populer pada perayaan hari kemerdekaan Indonesia. Pada perlombaan ini aturan mainnya adalah peserta memasukkan bagian bawah badannya ke dalam karung kemudian berlomba sampai ke garis akhir.
          Rakyat pada zaman penjajahan menggunakan pakaian dengan bahan karung goni seperti halnya karung goni yang dipakai saat balap karung. Ini juga merupakan pengibaratan kesulitan yang dialami rakyat selama zaman penjajahan.

Jadi, bisa dikatakan bahwa perlombaan ini memiliki filosofi yang berarti “sesulit apapun keadaan ketika masa kemerdekaan, masyarakat tetap bersemangat meraihnya, walaupun harus dengan jatuh bangun hingga terluka.”

5. Balap Bakiak

          Perlombaan yang satu ini memiliki aturan main berupa peserta menggunakan bakiak besar dengan timnya dan bersama-sama mencapai garis finish dengan cepat. Permainan ini bisa dimainkan bersama keluarga maupun teman-teman saat perayaan lomba 17an kompleks. 
          Balap bakiak ini bahkan bisa dimainkan oleh orang dewasa. Itu berarti, kerjasama akan dibutuhkan pada setiap golongan masyarakat. Apabila Bangsa Indonesia bekerja bersama satu dan lainnya, tujuan juga akan dengan mudah dicapai dengan cepat.
          Selain jenis perlombaan di atas, masih ada beberapa lomba 17an kompleks beserta makna lainnya. Tapi, dari kesemuanya memiliki peran dalam membentuk kebersamaan dan kerjasama antar tim atau masyarakat.
          Hal ini juga ditemukan dalam zaman pra-kemerdekaan. Jadi, dengan mengikuti lomba-lomba ini diharapkan kaum muda dapat mengenang serta menghargai jasa para pejuang yang telah menghadiahi kita Negara Indonesia dengan kemerdekaan seutuhnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar