Senin, 26 Desember 2016

Akal dan Hati pada zaman Yunani Kuno

Akal dan Hati pada Zaman Yunani Kuno
Ciri-ciri umum filsafat Yunani adalah rasionalisme. Rasionalisme mencapai puncaknya padaorang-orang sofis. Untuk melihat rasionalisme sofis perlu dipahami lebih dulu latar belakangnya. Latar belakang itu terletak pada pemikiran filsafat yang ada sebelumya.
Thales (624-546 SM)
Digelari bapak filsafat karena ialah orang yang pertama kali berfilsafat. Gelar itu diberikan karena ia mengajukan pertanyaan yang mendasar yang jarang diperhatikan orang jaman sekarang. “Apa sebenarnya bahan alam semesta ini?”. Terlepas dari apapun jawabannya, pertanyaan ini saja sudah bisa mengangkatnya menjadi filosof pertama. Ia sendiri menganggap air sebagai bahan alam semesta karena air sangat diperlukan dalam kehidupan. Dan menurut pendapatnya, bumi ini terapung di atasair. Bahkan jawabannya sendiri tidak lebih berbobot dibandingkan pertanyaannya.Pertanyaannya pun ia jawab menggunakan akal, bukan menggunakan agama atau kepercayaan lainnya. Di sini akal mulai digunakan, lepas dari keyakinan.
Anaximander
Ia mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya. Anaximenes mengatakan itu udara. Udara merupakan sumber segala kehidupan,begitulah alasannya.
Heraclitus
Pahamrelativisme semakin mempunyai dasar setelah Heraclitus menyatakan “kamu tidakdapat terjun ke sungai dua kali karena air sungai itu selalu mengalir”. Menurutnya, alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah. Sesuatu yang dingin menjadi panas, dan yang panas menjadi dingin. Implikasi pernyataan ini amat hebat. Pernyataaan itu mengandung pengertian bahwa kebenaran selalu berubah,tidak tetap. Hari ini 2+2 =4 besok  bisa saja bukan empat. Pandangan ini merupakan warna dasar filsafat sofisme.
Paramanides
Paramanides yang lahir kira-kira tahun 450 SM dikatakan sebagai logikawan pertama dalam sejarah filsafat. Bahkan disebut filosof pertama dalam pengertian modern. Iabertanya: “apa standar kebenaran dan apa ukuran realitas?” bagaimana hal itu dapat dipahami?” ia menjawab:
Ukurannya ialah logika yang konsisten. Perhatikan contoh berikut:
Ada 3 cara berpikir tentang tuhan. (1) ada,  (2) tidak ada, (3) ada dan tidak ada. Yangbenar ialah (1) tidak mungkin meyakini yang tidak ada (2) sebagai ada karena yang tidak ada pastilah tidak ada. Yang (3) pun tidak mungkin karena tidak mungkin tuhan itu ada sekaligus tiak ada. Jadi benar tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika. Ukuran kebenaran adalah akal manusia,ukuran kebenaran adalah manusia. Protagoras
Ia menyatakan bahwa manusia adalah ikuran kebenaran. Ia menyatakan bahwa kebenaran itu bersifat pribadi, akibatnya tidak ada ukuran yang absolut dalam etika,metafisika, maupun agama. Bahkan menurutnya teori-teori matematika juga tidak mempunyai kebenaran yang absolut.
Gorgias
Georgias datangke Athena 427 SM dari Leontini. Ada tiga proporsi yang diajukan Gorgias. Yang pertama adalah tidak ada yang ada. Maksudnya realitas itu sebenarnya tidak ada. Kedua, bila sesuatu itu ada,ia tidak akan dapat diketahui. Ini disebabkan oleh penginderaan itu tidak dapat dipercaya, penginderaan itu sumber ilusi. Akal menurutnya tidak mampu meyakinkan kita tentang bahan alam semeta ini karenakita telah dikungkung oleh dilema subjektif. Kita berpikir sesuai dengan kemauan, , idea kita yang kita terapkan pada fenomena. Proporsi yang ketiga adalah sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain.
Socrates
Socrates memulai filsafatnya dengan bertolak dari kehidupan sehari-hari. Menurutnya, ada kebijakan objektif yang tidak bergantung kepada saya atau kepada kita hari ini.Untuk membuktikan adanya kebenaran yang objektif,  Socrates melakukan metode-metode tertentu.Metode itu bersifat praktis dan dilakukan dengan percakapan-percakapan. Ia kemudian menganalisis pendapat. Setiap orang mempunyai pendapat tentang salah dan tidak salah misalnya. Sering kali percakapan itu berakhir dengan kebingungan, tapi tak jarang dialog itu menghasilkan definisi yang berguna.Metode yang digunakan Socrates biasa disebut dengan dialektika. Orang sofis beranggapan bahwa semua pengetahuan adalah relatif kebenarannya, tidak ada pengetahuan yang bersifat umum. Dengan definisinya, Socrates bisa membuktikan kepada orang sofis bahwa pengetahuan yang umum itu ada, yaitu definisi itu.
Plato
Menurut Plato,kebenaran umum itu bukan dibuat dengan cara dialog yang induktif, tapi pengertian umum itu sudah ada “di sana” di alam idea. Definisi  pada Sicrates dapat saja dapat saja diartikan tidak memiliki realitas. Realitasnya ya di alam idea itu. Plato dengan ajaran idea yang lepas dari objek, berada di alam idea, bukan hasil abstraksi sepertipada Socrates, jelas memperkuat posisi Socrates dalam menghadapi sofisme. Ideaitu umum, berarti berlaku umum. Sama dengan gurunya itu, Plato juga berpendapat bahwa selain kebenaran yang umum, maka ada kebenaran yang khusus yaitu“kongretisasi” idea di alam ini. Kucing di alam idea di alam ini berlaku umum. Sedangkan kucing hitam di rumah saya adalah kucing yang khusus.
Aristoteles
Bilaorang-orang sofis banyak yang menganggap manusia tidak akan mampu memperoleh kebenaran, maka Aristoteles menyatakan bahwa manusia dapat mencapai kebenaran. Salah satu teori metafisika Aristoteles  yang penting ialah pendapatnya yang mengatakan bahwa form dan matter itu bersatu.  Matter memberikan substansi sesuatu, form memberikan pembungkusnya. Setiap objek terdiri atas form dan matter. Namun ada substansi yang murni form tanpa adanya matter yaitu Tuhan. Aristoteles percaya adanya Tuhan. Bukti adanya Tuhan adalah Tuhan sebagai penyebab gerak. Tuhanmenurut aristoteles berhubungan dengan dirinya sendiri. Ia tidak berhubungan (memperdulikan) alam ini. Ia bukan pesona, ia tidak memperhatikan doa dan keinginan manusia. Dalam mencintai Tuhan, kita tidak usah berharap Tuhan mencintai kita. ia adalah kesempurnaan tertinggi dan kita mencontoh ke sana untuk perbuatan dan pikiran-pikiran kita.
Akaldan Hati pada Abad Pertengahan
Plotinus (204-270)
Ajaran Plotinus atau Ployinisme erat kaitannya dengan ajaran Plato, yakni menganut realitas idea. Sistem metafisika Plotinus ditandai oleh konsep transendens. Menurut pendapatnya, di dalampikiran terdapat tiga realitas, yakni the one, the mind, dan the soul.The one(Yang Esa) adalah Tuhan dalam pandangan Philo, yaitu suatu realitas yang tidak mungkin dapat dipahami melalui metode sains dan logika. Ia berada di luareksistensi, di luar segala nilai.The mind merupakan gambaran dari Yang Esa dadi dalamnya mengandung idea-idea Plato. Idea-idea itu merupakan bentuk asliobjek-objek.
The soul, teori ini adalah realitas ketiga dalam filsafat Plotinus. Sebagai arsitek semua fenomena yang ada di alamini, soul itu mengandung satu jiwa dan banyak dunia kecil. Jiwa dunia dapatdilihat dalam dua aspek, ia adalah enrgi di belakang dunia, dan pada waktu yang sama ia adalah bentuk-bentuk alam semesta. Jiwa manusia juga mempunyai duaaspek, yang pertama intelek yang tunduk pada reinkarnasi, dan yang kedua adalahirasional.
Augustinus (354-430)
Alih-alih akal dan pemikiran kritis diambilnya keimanan, alih-alih manusia dan kemampuannya diambil kedaulatanTuhan. Intelektualisme tidak penting dalam sistemnya, yang penting ialah cinta kepada Tuhan (Mayer, 357).
Setiap pengertian tentang kemungkinan pasti mengandung kesungguhan. Bila orang mengannggap bahwa suatu doktrin adalah sebuah kemingkinan, ia harus menganggap bahwa di dalam doktrin itu ada kebenaran. Bila orang ragu bahwa dia hidup,tentu ia benar-benar hidup.
Ia berpendapat bahwa tugas manusia adalah memahamii gejala kenyataan yang selalu berubah. Mengenai penciptan jiwa, penempatannya di dalam badan bukan hasil atau akibat kejatuhannya, melainkan memang kewajaraan atau naturnya jiwa itu bertempat dalam badan jasmani. Jiwa tidak ada tanpa badan, akan tetapi jiwa tidak bergantung pada badan. Jiwa lebih tinggi daripada badan, lebih hakikat daripada badan.
Anselmus(1033-1109)
Ia mendahulukan iman daripada akal. Ia mengatakan bahwa wahyu harus diterima lebih dulu sebelum kita mulai berpikir.Dalam membuktikan adanya Tuhan, Anselmus menjelaskan lebih dulu bahwa semua konsep adalah relatif. Karena di dalam makhluk kesempurnaan itu bervariasi, maka kesempurnaan universal haruslah ada. Menurut pendapatnya, makhluk terbatasini tidaklah menciptakan diriny sendiri, mereka memerlukan pencipta, itu adalahTuhan. Lebih jauh, semua makhluk memiliki sejumlah kebaikan, itu menunjukkan adanya kebaikan maha tinggi yang di sana semua makhluk berpartisipasi.Teori pengetahuan Anselmus menyatakan bahwa pengetahuan dimulai dari penginderaan,lalu terbentuklah pengetahuan akliah, terakhir adalah menangkap kebesaran Tuhan melalui jalur mistik, kebaikan tertinggi bagi manusia ialah perenungan tentang kebesaran Tuhan.
Thomas Aquinas (1225-1274)
Pandangannya tentang pengetahuan dipengaruhi oleh keyakinannya bahwa Tuhan adalah awal dan akhir segala kebijakan. Secara singkat alam semesta ini dalam pandangann Aquinas dibagi kedalam lima kelas, yakni realitas anorganis, realitas animal, realitas manusia,realitas malaikat, dan realitas Tuhan. Aquinas berpendapat bahwa Tuhan menciptakan alam semesta dari tiada, sekaligus, jadi berlawanan dengan teoriDarwin. Dalam mencipta itu Tuhan tidak dipengaruhi oleh apapun, karena itu iatidak memerlukan penciptaan secara evolusi. Menurut Aquinas, alam ini tidakkekal. Sekalipun demikian, menurut pendapatnya akal tidak dapat membuktikan apakah alam ini kekal ataukah tidak kekal.
Akaldan Hati pada Zaman Modern
Banyak orang yang jengkel oleh dominasi gereja. Rene Decrates jelas bertujuan untuk melepaskan filsafat dari kekangan gereja, terlihat dari argumen cogito yang terkenal. Setelah tiu, banyak bermunculan filsof-filsof yang lain. Akal yang dikekang selama kira-kira 1500tahun itu sekarang berpesta pora merayakan kebebasannya. Akal menang lagi. Akantetapi, silanya, sofisme yunani terulang lagi. Sofisme modern, cirinyakebenaran itu relatif. Alasan adanya sofisme, yaitu pertama sesungguhnya tidak ada perbedaan yang esensial antara sofisme dan skeptisisme sekurang-kurangnya dalam akibat pemikiran itu. Kedua, agar lebih mudah mengikuti alur sistem yang dikemukakan dalam tulisan in, terutama sejak Thales hingga Capra.
Sofisme pertama ialah suasana pemikiran yang dihadapi oleh Socrates. Tokoh-tokoh utamanya ialah Parmanides dan Gorgias. Sofisme kedua atau sofisme modern ialah suasana pemikiran yang dihadapi olehKant.
Renaissance
Merupakan istilah Prancis. Dalam bahasa latin, re-nasvi berarti lahir kembali (rebirth). Istilah ini biasanya digunakan oleh sejarahwan untuk menunjuk berbagai periode kebangkitan intelektual,khususnya yang terjadi di Eropa, dan lebih khusus lagi di Italia, sepanjang abad 15  dan 16. Mula-mula istilah in idigunakan oleh sejarahwan terkenal , Michelet, dan dikembangkan leh J. Burckhardi(1860) untuk konsep sejarah yang menunjk kepada periode yang bersifat individualisme, kebangkitan kebudayaan antik, penemuan dunia dan manusia,sebagai periode yang dilawankan dengan periode pertengahan.
Berkembangnya penelitian empiris merupakan salah satu ciri renaisance. Ciri selanjutnya adalah unculnya sains.Perkembangan sains dipacu lebih cepat setelah Decrates berhasil mengumumkan rasionalismenya. Sejak itu dan juga sebelumnya, sebenarnya individualisme dan humanisme telah dicanangkan Decrates memperkuat idea-idea ini. Humanisme daindividualisme meruoakan ciri penting renaissance. Humanisme adalah pandangan bahwa manusia mampu mengatur dunia dan dirinya. Ini suatu pandangan yang tidak menyenangkan orang-rang yang beragama.
Jadiciri utama dari renaissance ialah humanisme, individualisme, lepas dari agama(tidak mau diatur oleh agam), empirisme dan rasionalisme.
Rasionalisme
Pada bagian inii diicarakakn pemikiran pokok Descartes, Spinoza, dan Leibnis. Merupakan tokoh besar dalam filsafat rasionalisme. Rasionalisme ialah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal adalah alat terpenting dalam memproleh dan mengetes pengetahuan. Jika empiris memengatakan bahwa pengetahuan diperoleh dengan alam mengalami objek empiris,maka rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara berpikir.Alat dalam berpikr itu ialah kaidah-kaidah logis (logika). Rasionalisme ada dua macam, yaitu rasionalisme dalam bidang agama dan rasionalisme dalam bidang filsafat. Dalam bidang agama rasionalisme adalah lawan autoritas, dalam bidang filsafat rasionalisme adalah lawan empirisme. Rasionalisme dalam bidang agamnya biasanya diggunakan unuk mengkritik ajaran agama, sedangkan dalam bidan filsafat berguna sebagai teori pengetahuan.
-         Descrates
Descrates dianggap sebaai bapak filsfat modern, karena dialah orang pertama pada zaman modern yang membangun filsafat  yang berdiri atas keyakinan diri sendiri yang dihasilkan oleh pengetahuan akliah. Ia mengetahui bahwa tidak mudah meyakinkan tokoh-tokoh gereja ahwa dasar filsafat harslah raso (akal).Dengan itu ia menyusun argumentasi-argumentasi yang tertuang dalam metode cogito.Descrates memulai filsafat dari metode. Tujuan metode ini adalah unutuk mempertahankan keraguan.
-         Spinoza (1632-1677)
Dengan adnya kemajuan sains, sudah umum adanya anggapan bahwa alam semesta ini adalah sebuah mesin raksasa, mungkin diciptakn oleh Tuhan, tapi tenyata dalam kasus-kasus tertentu mekanismenya itu dapat dikoordinasi dan diperhitungkan. Spinoza percaya kepada Tuhan, tetapi Tuhan yang dimaksudnya dalah alam semesta ini. Tuhan Spinoza itu tidak berkemauan, tidak melakukan sesuatu, tida terbatas. Tuhan itu tidak memperhatikan sesuatu dantidak memperdulikan manusia. Sumbangan Spinoza dalam kekacauan pemikian pada zaman modern yaitu dalam metafisika. Tuhannya amat berbeda dengan Tuhan Yahudi,Kristen, dan Islam.
-         Leibniz (646-1716)
Metafisika Leibniz memusatkan perhatian pada substansi, yaitu hidup, dan setiap sesuatu terjadi untuk suatu tujuan.Penuntun prinsip filsafat Leibniz ialah “prinsip akal yang mencukupi” yang secara sederhana dapat dirumuskan “sesuatu harus mempunyai alasan”. Bahkan Tuhan juga harus mempunyai alasan untuk setiap yang diciptakan-Nya.Ia menyebut substansi-substansi itu monad. Setiap monad berbeda satu dengan yang lainnya,dan Tuhan ( sesuatu yang supermonad dan satu-satunya monad yang tidakk dicipta) adalah pencipta monad-monad itu. Maka karya Leibniz tentang ini diberi judul Monadology (study tentang monad) yang ditulisnya 1714.
v  Idealisme objektif
Idealisme adalah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam ketergantungannya pada jiwadan spirit.Idealisme mempunyai argumen epistemologi tersendiri. Idealisme secara umum selalu berhubungan dengan rasionalisme.Plato sring disebut sebagai seorang idealis sekalipun ideanya tidak khusus (spesifik) mental,tetapi lebih merupakan objek universal.
-         Fichte (1762-1814)
Dasar realitas adalah kemauan .penampakan, menurutnya, adalah sesuatu yang ditanam oleh oh absolut sebagai penampakan kemauannya. Roh absolut adalah sesuatu yang berada di belakang kita,itu adalah Tuhan pada Spinoza.Menurutnya, filsafat haruslah dieduksi dari satuprinsip. Ini sudah mencukupi untuk mememnuhi tuntutan pemikiran, moral, bahkan seluruh kebutuhan manusia. Prinsip yang dimaksud ada dalam etika. Bukan teori,melainkan prakteklah yang menjadi pusat yang disekitarny kehidupan diatur.Unsur esnsial dalam pengalaman adalah tindakan, bukan fakta. Fichte berpendapat bahwa dasar keprinadian adalah kemauan yang dikontrol oleh kesadaraan bahwa kebebasan diperoleh hanya denga melalui kepatuhan pada pertauran.
-         Shelling (1775-1854)
Realitas adalah identik dengan gerakan pemikiran yang berevolusi secara dialektis. Kita dapat mrngetahui dunia secara sempurna dengan cra melacak proses logis perubahan sifa dan sejarah masa lalu.Tujuan proses itu adalah suatu keadaan kesadaran diri yang sempurna. Alam ini hidup dalam setiap bagiannya, ia harus mengubah alam yang mati. Alam yang mati dapat dianggap sebagai suatu tumpukan yang mati.Ia bependapat bahwa sejarah seseorang ditentukan oleh mitosnya. Suatu mitos yang telah diteima merupakan ukuran potensi murni kreatif pada orang tersebut. Alam, seperti halnya manusia,menjalani suatu perkemangan mitologis.
-         Hegel (1770-1831)
Pusat filsafat Hegel ialah konsep Geist(roh, spirit). Roh dalam pandangannya ialah sesuatu yang real, kongkret,kekuatan yang objektf, menjelma dalam berbagai bentuk sebagai word of spirit,yang menempat pada objek-objek khusus.
Untuk menjelaskannya filsafatnya, Hegel menggunakan dialektika sebagai metode. Namun dialektka itu bukanlah sekadar untuk menjelaskan. Dialektika yang berlangsung dalam realitas diungkapka dalam filsafatnya. Yang dialektika oleh Hegel yaitu mendamaikan, mengkompromikan hal-hal yang berlawanan.

 Idealisme Theist
-         Pascal
Ada dua cara memperoleh pengetahuan menurut Pascal, pertama dengan menggunakan akal, da yang kedua dengan menggunakan hati. Menurutnya filsafat manusia itu berbahaya. Manusia adalah makhluk yang memiliki sifat-sifat rendah dengan tidak mengakui ketinggiannya,sama berbahayanya bila kita mengakui ketinggian manusia tanpa mengakui pulasifat rendahnya, lebih berrbaha lagi bila kita tidak mengakui ketinggian dan kerendahan manusi. Jadi, dalam pandangn Pascal, manusia itu kontradiktif. KataPascal, manusaia besar karena pikirannya dan kesadaran refleksinya.  Manusia adalah makhluk yang rumit dan kayadengan variasi serta mudah berubah. Karena ketidakmampuan filsafat dan alat-alat lain untuk memahami manusia, maka satu-satunya jalan memahami manusi, kata Pascal, ialah melalui agama.
-         Immanue Kantl (1724-1804)
Sejarah filfasat adalah sejarah pertarungan akal dan hati (iman) dalam berebut dominasi mengendalikan jalanhidup manusia. Menurut Kant, semua planet sudah atau akan dihuni, danplanet-planet ynag jauh dari matahari akan mempunyai masa berkembang lebihpanjang, barangkali dihuni oleh spesias yang lebih cerdas dibandingkan dengan penghuni kita ini. Penemuan Kant yang penting ialah bahwa dunia luar itu kita ketahui hanya dengan sensasi, dan jiwa bukan sekadar tabula rasa,jiwa itu alat yang positif, memilih dan merekonstruksi hasil sensasi yang masuk.
Empirisisme
Empirisisme adalah suatu dktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri, dan mengecilkan peranan akal.
-         John Locke (1632-1704)
Filsafat Locke dapat dikatakan antimetafisika. Ia menolak akal, hanya menerima pemikiran matematis yan pastidan cara penarikan dengan metode induksi. Semua pengetahuan datanng dari pengalaman. Pandangan tabula rasa dari John Locke merupakan konsep epistemologi yang terkenal. Tabula rasa (blank tablet, kertas catatn kosong) yang digambarkan sebagai keadaan jiwa adalah pandangan epistemologi. KesimpulanLocke, substansi ialah pengertian tentang objek sebagai ide tentang objek ituyang dibentuk oleh jiwa bedasarkan masukan dari indera.
-         David Hume (1711-1776)
            Semua persepsi jiwa manusia terbentuk melalui dua alat yang berbeda, yaitu impression dan idea. Perbedaannya terletak pada tingkat kekuatan dan garisnya menuju jiwadan jala masuk ke kesadaran. Persepsi yang termasuk dengan kekuatan besar dan kasar yaitu impresson (kesan), dan semua sensasi, nafsu, emosi ada ketika semuanya masuk ke dalam jiwa. Idea ialah gambaran kabur tentang persepsi yang masuk ke dalam pemikiran. Argumen Hume yang menentang prinsip kausalitas universal an prinsip induksi pada dasarnya merupakan argumen menentang rasionalisme pada umumnya.  Ia mengatakan bahwa hanya dengan berpikir, tanpa informasi dari pengalaman, kita tidak mengetahui apa-apa tentang dunia. Dengan bantuan pengalaman juga kita tidak dapat mengetahui hakikat sesuatu. Jelas sudah sifat skeptis pada Hume.

-         Herbert Spencer (1820-1903)
Empirisme terlihat jelas dalam filsafatnya tentang the great unknowable. Menurutnya, kita hanya dapat mengenali fenoomena-fenomena atau gejala-gejala.Kehidupan adalah penyesuaian terus-menerus mengenai huubungan antara dalam dan luar diri. Kesempurnan kehidupan bergantung pada kesempurnaan korespodensi ini : kehidupan itu sempurna bila hubungan dalam dan luar diri itu sempurna. Hubungan itu bukan sekadar berupa adaptasi yang berlangsung secara pasif, melainkan berupa adaptasi dinamis dalam penyesuaian relasi di dalam diri dengan relasi diluar  diri, perubahan di luar diadaptasi oleh adanya perubahan di dalam. Dalam jiwa juga terjadi evolusi, terlihat pada adanya perkemangan modus-modus respons. Dimulai dari respons yang sederhana menuju respons yang kompleks, dari refleks menuju naluri, melalui ingatan dan imajinasi menuju pemikiran dan jalan logika.
v  Pragmatisme: William James (1842-1910)
Pragmatisme merupakan realitas sebagaimana yang kita ketahui. Sebenarnya istilah pragmatise lebih banya kberarti sebagai metode untuk memperjelas suatu konsep ketimbang sebagai suatu doktrin kefilsafatan.
-         Meliorisme dan Teori Kebenaran
Meliorisme adalah fungsi penengah antara filsafat tender minded dan ough minded. Tough minded menyatakan diri dalam pendekatan empiris, dalam mencari kebenaran. Temperamen tender minded kelihatan dalm pendekatan rasional, selalu mencari konsep dan prinsip. Filsafat tender minded, menemukan abstraksi-abstraksi dan eksistensi imaterial, cenderung idealistis.
-         Eksistensialisme ( kierkegaard-sartre)
Filsafat selalu lahir dari suatu krisis yang berarti penentuan. Filsafat ialah perjalanan satu krisis ke krisislain.  Ini berarti bahwa manusia yang berfilsafat meninjau kembali dirinya. Sifat materialisme merupakan pendorong lahirnya eksistensialisme.  Yang dimaksud dengan eksistensi  ialah cara orang berada di dunia.
-         Soren Kierkegaard (1813-1855)
Menurutnya filsafat bukan meruppakan sebuah sistem, tetapi suatu pengekspresian eksistensi individual. Manusia tidak pernah hidup sebagai  suatu “aku umum”, tetapi sebagai “akuindividual” yang sama sekali unik dan tidak dapat dijabarkan ke dalam sesuatuyang lain. Bereksistensi ialah bertindak.
-         Jean Paul Sartre (1905-1980)
Baginya, eksistensi manusia mendahului esensinya.  Filsafat eksistensialis mememicarakan cara berada di dunia ini, terutaa cara berada manusia.Sartre menjelaskan, karena manusia mula-mula sadar bahwa dia ada, berarti manusi menyadari bahwa ia menghadapi masa depan, dan ia sadar ia berbuat begitu. Dalam filsafat ini kelihatanlah suatu dilema. Karena kesadarannya, manusia berbuat.Berbuat berarti berybah. Apa yang dicapai, pasti diingkari. Manusia harus berbuat sementara ia sudah mengetahui hasil perbuatannya tidak akan memuaskan dirinya. Seolah-olah berbuat itu adalah hukuman yang tak terelakkan bagi manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar