Permasalahan Filsafat Berkaitan Dengan Ide-Ide Dasar
Orang-orang tenggelam dalam kesibukan pribadi atau profesi mereka – mengasuh anak, memberi ujian, pergi ke dokter, bekerja di kantor, pokoknya melakukan hal yang dilakukan orang lain – sehingga tidak dapat lagi merenungkan ide dasar yang membentuk dan mempengaruhi kehidupan mereka. Tetapi bila mereka pada suatu ketika mundur sejenak dan berfikir secara kritis mengenai ideide dasar itu mungkin sekali mereka menemukan suatu permasalahan filsafat. Sebagai misal, di dalam lingkungan sehari-hari kita bisa mencap seseorang sebagai “tidak bermoral”, tetapi berbeda halnya dengan bila kita diminta menjelaskan perbedaan antara pribadi bermoral serta mempertanggungjawabkan perbedaan itu dengan argument yang masuk akal. Gampang sekali kita melontarkan jargon-jargon besar semacam cinta, pengetahuan dan keadilan atau berkata dengan sinis bahwa “tak seorang pun dapat mendefinisikan cinta secara sempurna” atau secara teguh dan tulus mengungkapkan bahwa “keadilan harus di tegakkan”. Namun jauh lebih sulit halnya untuk memahami dan menguraikan ide-ide tersebut secara rasional. Untuk memperoleh perspektif rasional diperlukan pemikiran, sedangkan untuk berfikir diperlukan waktu dan disiplin diri, yang tampaknya tak lagi banyak dipunguti orang zaman sekarang.
Kita memerlukan suatu istilah yang tepat untuk mendeskripsikan pelbagai macam bentuk filsafat. Istilah yang kita maksudkan adalah “ide”. Ide adalah sarana yang kita gunakan untuk menggambarkan dan mengartikan pengalaman diri kita dan dunia disekitar kita. Demi tujuan pembahasan kita istilah ide mencakup pelbagai keyakinan dan teori yang kita pegang dengan sadar (misal Tuhan itu ada), pelbagai asumsi dan konsekuensi keyakinan yang dipercayai begitu saja (indra kita memberitahu kita tentang bagaimana dunia ini ada dan berjalan ), serta pelbagai konsep yang berdiri sendiri (waktu, bentuk seni, kegilaan, dll). Namun adakalanya pengertian “ide” yang sangat umum itu tidak kita masukkan kedalam kerangka pemikiran misalnya ketika kita bermaksud membicarakan hal yang lebih spesifik.
Ide-ide Dasar (Keyakinan, konsep, asumsi) sangat mungkin memicu suatu penyelidikan filsafat. Ide dasar adalah sebuah ide dimana bergantung kebenaran ide-ide yang lain yang lebih spesifik.
Biasanya ide-ide dasar tidak hanya bersifat umum tetapi juga bersifat pervasive, meluas ke berbagai bidang. Sifat ini juga menunjukan soal tingkatan , sejauh mana suatu ide dapat ditemukan dala pelbagai konteks yang berbeda. Misalnya para sosiologis, filsuf, hindu, komunis, atheis mereka akan memiliki perbedaan pandangan tentang agama. Oleh karenanya sulit menjawab pertanyaan “Apakah pengalaman religius itu?” yang secara adil mencakup semua sudut pandang mereka yang berbeda-beda.
Ide dasar dijumpai dalam bidang-bidang yang sangat yang berbeda misalnya agam dan sains. Apakah yang menyebabkan ide dasar menimbulkan minat atau permasalahan filsafat? Jawabannya ialah makna, kebenaran, dan saling keterkaitan ide tersebut. Jadi yang menjadiperhatian dasar filsafat adalah masalah kebenaran. Namun sebagaimana kita lihat nanti filsafat tidak bisa menjawab pertanyaan tentang kebenaran secara terpisah dari pernyataan tentang makna dan saling keterkaitan.
Sumber : Woodhouse, Mark. 2015. Berfilsafat. Yogyakarta : Kanisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar