Selasa, 06 Desember 2016

Apakah “Guru” Juga filsuf?


Apakah “Guru” Juga filsuf?
Yang dimaksu dengan guru adalah tokoh tokoh spiritual yang dipandang telah mencapai pencerahan dan keheningna. Banyak orang yang berguru pada mereka untuk mencapai keadaan itu. Ada berbagai macam metode dan teknik yang digunakan para guru. Para ahli Zen, misalnya mempergunakan koan (teka-teki yang tidak memiliki jawababn rasional, seperti bagaimana buni suara bertepuk sebelah tangan?”) dan meditasi Karena ungkapan – ungkapan para guru sering kali terasa mendalam dan berisi , orang kerap tergoda untuk menyebut mereka sebagai filsuf. Memang banyak diantara mereka yang pas dengan gambaran kenyataan orang tentang filsuf yakni orang yang tua yang bijak dan berjanggut. Padahal ada perbedaan penting antara guru dan filsuf.
Pertama, para guru menawarkan keheningan, yaitu suatu keadaan jiwa penih ketenangan dan rasa lepas bebas yang tidak terpengaruh oleh pasang surut kehidupan. Sebaliknya tujuan filsafat umum bukanlah untuk mencapai suatu kondisi kejiwaan tertentu. Tentu saja orang yang bergumul dengan filsafat mungkin juga lalu mengalami depresi atau ekstase. Bahkan beberapa filsuf seperti Lucretius dan Spinoza berpendapat bahwa kedamaiaan jiwa harus menjadi salah satu tujuan pemikiran filsafat. Akan tetapi dalam sejarah , para filsuf pada umumnya tidak mencanangkan tujuan psikologis tertentu.
Kedua, meskipun para guru dapat membantu member pencerahan kepada kita, pernyataan “kefilsafatan” mereka sebenarnya lebih merupakan suattu generalisasi psikologis tertentu kodrat manusia. Sebagai contoh kutipan berikut dari seorang guru Zen menyatakan keyakinan bahwa kebahaggiaan akan bertambah bila orang menghindarkan diri dari kepura-puraan : “Tak perlu sengaja dengan cara yang dibuat buat berusaha menyesuaikan diri; menyatakan dirimu apa adanya adalah hal terpenting.”
Ketiga, para guru memang menggunakan banyak klaim filsafat. Menyatakan bahwa kebenaran terdapat pada diri sendiri, bahwa kedirian adalah ilusi, bahwa kenyataan senantiasa mengalami perubahasan secara terus menerus dan kreatif sebenarnya berarti mengambil sikap atas suatu persoalan filsafat. Kutipan berikut memberikan gambaran tentang pernyataan semacam itu dissertai sedikit ironi Zen: “Mengapa engkau tidak bahagia? Karena 99,9% dari yang kau pikirkan dan yang kau lakukan hanyalah untuk dirimu sendiri dan sesungguhnya tak ada satupun.” Sayangnya hanya menyatakn hal semacam itu tidak secara otomatis menjadikan seseorang filsuf. Untuk menjadi filsuf, orang harus berfilsafat. Dalam hal ini para guru umumnya tidak memenuhi syarat . Inilah kiranya perbedaan terpenting antara guru dan filsuf.
Berfilsafat berarti menyusun dan mempertahankan keyakinan-keyakinan seseorang dengan menggunakan argumentasi rasional. Padahal para guru biasanya tidak berminat untuk memberikan alasan bagi pernyataan-pernyataan mereka. Orang tidak berdebat dengan seorang guru. Orang hanya bisa meminta penjelasan dari guru sebagai tokoh berwibawa penuh sebagai seseorang yang telah menerima seluruh kebenaran. Bahkan tidak sedikit guru menertawakan masalah konseptual yang digulumi para filsuf dan mengatakan bahwa pencerahan sejati tidak mungkin dicapai melalui pemikiran semata-mata. Maka kendati Don Juan, tokoh dalm karya Carlos Castaneda yang terkenal itu, membuat pernyataan-pernyataan yang secara filosofis menarik, ia sulit diperhitungkan sebagai seorang filsuf. (banyak juga yang menyatkan bahwa ia pun bukan guru, setidak tidaknya dalam pengertian tradisional istilah tersebut. Tetapi ini sudah soal lain.)
Jadi ada beberapa pendapat penting antara guru dan filsuf. Perbedaan itu dalam dirinya sendiri sama sekali tidak mengimplikasikan apa pun mengenai manfaat menjadi guru maupun menjadi filsuf. mengikuti seorang guru atau bahkan menjadi guru mungkin saja merupakan aktifitas yang sangat bernilai bagi seseorang. Pengetahuan tentang perbedaan – perbedaan tersebut berguna untuk memperjelas atau mengubah pandangan kita mengenai para guru maupun filsuf.
Sumber : Woodhouse, Mark. 2015. Berfilsafat. Yogyakarta : Kanisius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar