Senin, 26 Desember 2016

Filsafat Barat dan Timur



Pertemuan XI (Filsafat Barat dan Timur)



Mempelajari filsafat hendaknya harus melalui dua pendekatan yakni pertama melalui pengenalan tentang sejarah filsafat Kedua mempelajari system serta cabang-cabang filsafat. Melalui sejarah filsafat kita dapat berkenalan dengan beragam pemikiran para filsuf mengenai berbagai tema dalam filsafat lebih jauh bagaimana para filsuf sepanjang zaman mendefinisikan dan menjelaskan tema-tema tersebut. Contonya, pertanyaan mengenai apa esensi atau intisari realitas itu, akan dijawab oleh sejumlah filsuf sepanjang sejarah secara beragam sehingga kita dapat belajar dan menjadi tahu mengenai argumentasi-argumentasi dan bukti-bukti filsafati yang dikemukakan oleh para filsuf tersebut dan bagaimana mereka berpikir tentang tema-tema tersebut. Sedangkan mempelajari filsafat melalaui sistem filsafat dan cabang-cabang filsafat dapat menghantarkan kita pada kenyataan tentang bagaimana filsafat pada dasarnya merupakan sebuah bidang ilmu yang sangat sistematis, masing-masing cabang filsafat disatukan oleh suatu sistem berpikir yang sangat logis dan sistematis.

Ditinjau dari tempat geografis dimana lahir dan berkembangnya filsafat dibedakan atas filsafat barat dan filsafat timur. Filsafat barat lahir di Yunani pada Abad ke-6 dan ke-5 sebelum maehi (SM) berkembang di eropa, khususnya eropa barat (Jerman, Prancis, inggris belanda dan laiannya), Amerika Serikat, Kanada, dan Australia. Sedangkan filsafat timur terutama di negara Asia (China, India, Jepang, Korea, Indonesia) dan timur tengah (Persia, Arab).
Perbedaan filsafat barat dan timur dijelaskan sebagai berikut:
A. Kedudukan manusia
Filsafat Barat
Manusia lepas atau terpisah dari lingkungan (alam); bersifat rasio, mengembangkan ilmu pengetahuan.
Filsafat Timur
Manusia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan (alam); bersifat intuisi, tercampur agama dan kepercayaan.
B. Keberadaan Tuhan
Filsafat Barat
Sebagian filsuf menolak, dan sebagai mengakui keberadaan tuhan; tuhan berpisah dan berbeda dari alam
Filsafat Timur
Mayoritas filsuf mengakui dan membahas keberadaan tuhan (Dewa atau Dewa-dewa); Tuhan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari alam
C. Realitas
Filsafat Barat
Sebagian besar filsuf menilai realitas sebagai sesuatu yang obyektif dan mereka dapat menarik diri dari realitas yang dipikirkannya; Menjawab tantangan alam; Individu berhadapan dengan masyarakat; Utamakan hak individu secara kolektif; aktif/ konflik
Filsafat Timur
Karena manusia merupakan bagian dari realitas maka realitas tidak dapat dipikirkan secara objektif; Manusia tidak dapat menarik diri darinya; Menyatu dengan alam; Individu merupakan bagian dari masyarakat; pasif/ tidak suka konflik.
D. Agama
Filsafat Barat
Kecuali pada abad pertengahan, agama terpisah dari filsafat
Filsafat Timur
Filsafat dan agama tidak dapat terpisahkan
E. Ciri khas filsafat
Filsafat Barat
Filsafat sebagai aktivitas intelektual
Filsafat Timur
Pengalaman dan rasio penting, namun penghayatan hidup dan intuisi (pangalaman langsung tenpa media teori atau konsep-konsep teoritis lebih penting lagi)
F. Sistematika
Filsafat Barat
Sistematis, ct. ada pembedaan tegas antara metafisika, epistemology, dan aksiologis beserta cabang-cabangnya
Filsafat Timur
Tidak memiliki sistematika seperti filsafat barat
G. Terapan filsafat
Filsafat Barat
Berhubungan erat dengan ilmu pengetahuan
Filsafat Timur
Menjadi landasan atau pegangan kehidupan sehari hari
H. Pusat/ tempat aktivitas berfilsafat
Filsafat Barat
Terutama dilingkungan akademik (Perguruan Tinggi)
Filsafat Timur
Lingkungan nonakademik (tempat-tempat ibadat)
I. Beberapa contoh aliran-aliran atau jenis filsafat
Filsafat Barat
Idealism, materialism, empirisme, rasionalisme, pragmatism, eksistensialisme, dan sebagainya
Filsafat Timur
Taoisme, Confusionisme (China), Shinto (Jepang), Budhisme, Hinduisme (India) dan sebagainya.

Ada beberapa alasan mengapa filsafat barat diketengahkan di tanah air Indonesia pertama filsafat barat erat hubungannya dengan ilmu pengetahuan. Ilmu-ilmu pengatahuan yang kita pelajari diperguruan tinggi berasal dari barat dan dari filsafat barat. Kedua dunia akademis dan sitem pendidikan di negara kita pada dasarnya merupakan warisan tradisi pendidikan dari filsafat barat. Ketiga landasan filsafati ilmu pengetahuan (metafisika, epistemology dan aksiologis) merupakan landasan-landasan filsafat barat dan dipelajari secara detil dalam filsafat barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar