Senin, 19 Desember 2016

Rene Descartes


RENE DESCARTES; BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN

Seorang tokoh filosof yang memiliki kepribadian yang sangat rendah hati dan tidak pernah menyombongkan diri dengan kemampuannya serta menjadi pioner munculnya filsafat modern, ialah Rene Descartes. Siapa yang tidak mengenal Ia, seorang yang memunculkan filosofi keraguannya yang terkenal dengan Carito Ergo Sum dan sangat berperan dalam pemikiran yang rasionalisme. Rene Descartes merupakan tokoh filosof yang mampu mengulang kembali kebangkitan pemikiran rasionalisme dari abad Yunani kuno yang telah hilang karena tergerus dengan pengaruh gereja di abad pertengahan (Kristen). Dia adalah orang yang pertama memiliki kapasitas filosofis yang tinggi dan sangat dipengaruhi oleh ilmu fisika dan astronomi baru. Dengan perannya dalam pengembangan filsafat modern ini pula, saat ini teknologi dan ilmu pengetahuan semakin berkembang pesat.
Dalam memenuhi persyaratan dalam penugasan untuk mata kuliah Filsafat Ilmu, penulis akan memaparkan mengenai siapa Rene Descartes tersebut hingga mendapat gelar sebagai bapak filsafat modern. Pemaparan tersebut meliputi: 1. Pendahuluan; penjelasan sekilas mengenai Rene Descartes dan alasan penyusunan makalah sebagai hasil tugas. 2. Biografi tokoh; penjelasan mengenai tokoh Rene Descartes secara lebih detail yang dimulai sejak Ia kecil hingga tutup usianya. 3. Pemikiran tokoh; penjelasan mengenai metode atau pemikiran (filosofi) yang Ia ciptakan. 4. Penutup; penjelasan mengenai hasil akhir dari penjelasan dimakalah yang telah dibuat dengan membuat kesimpulan singkat. 5. Daftar pustaka; penjelasan mengenai sumber yang didapat sebagai acuan dalam pembuatan makalah ini.
BIOGRAFI TOKOH
Descartes adalah seorang filosof modern yang lahir pada tahun1596 dan wafat pada tahun 1650. Ia beragama katholik, akan tetapi dia juga menganut aliran Galileo yang saat itu ditentang oleh pengaruh agama katholik. Dalam beberapa sumber telah dipaparkan bahwa ayah Descartes merupakan seorang ketua parlemen Inggris yang mempunyai tanah yang sangat luas, akan tetapi sepeninggalnya, Descartes menjual satu persatu tanah tersebut. Pada saat itu (1604-1612) Ia sangat mengecam pendidikan matematika disebuah universitas karena Ia merasa apa yang ia dapatkan d universitas-universitas lain saat itu, dengan pendidikan matematika tersebut jauh lebih buruk. (Russel. 2004. 733). Dia mengasingkan diri untuk mempelajari geometri saat itu karena bosan dengan kehidupan sosial di Paris. Dia menekuni geometri tersebut disebuah daerah terpencil yang bernama Fauborg St. Germain.
Untuk lebih mengasingkan diri lagi, Ia berminat untuk bergabung dengan tentara Belanda saat itu. Hal ini dikarenakan teman-temannya telah menemukannya dalam masa pengasingannya. Descartes mulai menikmati masa meditasinya selama 2 tahun saat Belandadamai pada waktu itu. Akan tetapi meletusnya perang Bavaria (1619) mendorongnya untuk bergabung kembali sebagai tentara Belanda. Dalam masa perang tersebutlah (1619-1620) ia mendapatkan pengalaman yang ia tuangkan dalam sebuah karyanya yang berjudul Discourse de la methode. Karena masa itu adalah musim dingin dan ia merasa kedinginan, oleh sebab itu ia masuk dalam perapian untuk menghangatkan diri dan berdiam diri sebagai bagian dari meditasinya. Setelah perang usai, Descartes memutuskan untuk tinggal di Belanda.
Selama dua puluh tahun (1629-1649) Descartes tinggal di Belanda. Dia menginginkan hidup yang damai saat itu, oleh karenanya ia menjalin kedekatan dengan kaum gereja saat itu untuk kepentingan kaum gereja sendiri maupun Descartes. Untuk mengurangi kebenciannya terhadap sains modern, maka melalui seorang duta besar Prancis di Stockholm (Chanur), Descartes mengadakan korespondensi dengan ratu Christina di Swedia. Ratu tersebut terdorong untuk mengundang Descartes datang ke istana untuk memperoleh pelajaran dari Descartes (1649). Hal ini terjadi karena rasa kagum terhadap kiriman-kiriman dari Descartes yang merupakan bermacam-macam karyanya. Pada saat itu Descartes harus selalu bangun pagi karena Ratu hanya meluangkan waktunya pukul lima pagi untuk memperoleh pelajaran dari Descartes dan bangun pagi di Skandanavia pada saat itu bukanlah pilihan yang baik untuk seorang Descartes. Pada akhirnya pada tahun 1650 Descartes meninggal karena sakit yang dideritanya. Dari sumber yang didapat, Descartes tidak pernah menikah, akan tetapi mempunyai anak kandung perempuan yang meninggal saat usianya lima tahun.
PEMIKIRAN
Cagito Ergo Sum, inilah sebuah metode yang dihasilkan oleh Descartes dengan menjunjung tinggi suatu keraguan untuk mengungkap sebuah kebenaran. Ia menyatakan bahwa ketika seseorang bermimpi, dia pun akan mengalami hal yang sama ketika ia dalam keadaan terjaga dari tidurnya (seolah-olah nyata). Jelaslah dalam hal ini, antara bermimpi dengan apa yang dilakukan dikehidupan nyata tidak ada batasan yang jelas dan tegas. Dari hal semacam inilah keraguan Descartes muncul. Dia pun meragukan atas keberadaan dirinya, akan tetapi satu hal yang ia tidak dapat ragukan adalah rasa ragu itu sendiri. Inilah yang menjadi basis filsafat Descartes, yaitu saya ragu maka saya berfikir dan saya berfikir adalah ada. Selain Cagito Ergo Sum (aku berfikir, maka aku ada), karya yang terkenal dari Descartes lainnya adalah Discourse de la Methode dan Meditationes de prima philosophia. Descartes membedakan adanya tiga ide dalam diri manusia, antara lain:
1. Innate ideas adalah ide atau pemikiran bawaan sejak manusia tersebut dilahirkan.
2. Adventitious idea adalah ide yang berasal dari luar diri manusia.
3. Factitious idea adalah ide yang dilahirkan oleh fikiran itu sendiri. (Surajiyo.2008:33)

Dengan metode Descartes itulah akhirnya memunculkan kembali bahwa segala sesuatu haruslah dipecahkan dengan rasio (rasionalisme). Melalui pembuktian, logika dan analisis berdasarkan fakta-fakta, dari pada melalui dogma, iman maupun ajaran agama. Dengan kata lain, semua permasalahan dapat dilihat dari sudut pandang realistis, bukan dari sebuah kepercayaan ato takhayul. Dari sinilah Descartes memulai era Renaissance dimana akal lebih berpotensi digunakan dari pada hati. Hal itu sama halnya seperti era keemasan Yunani kuno yang sangat mendewakan akal sebelum pengaruh gereja di abad pertengahan muncul.
PENUTUP
Dalam sedikit pemaparan di atas mengenai Descartes, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa: Descartes adalah seorang pioneer filsafat modern yang lahir pada tahun 1596 dan wafat pada tahun 1650. Sosok Descartes adalah orang yang sangat mengagumkan karena kepribadiannya yang rendah hati dan tidak suka memamerkan keilmuannya. Semasa hidupnya Descartes menjalani suatu fluktuasi kehidupan dimana ia akhirnya harus berusaha untuk mengasingkan diri untuk mampu mendalami apa yang ia tekuni serta mempertajam pemikirannya demi mendorong munculnya filsafat sebagai hasil karya dirinya. Ia membuat metode keraguan dalam menyelasaikan sebuah permasalahan atau dengan kata lain adalah Cagito Ergo Sum. Beberapa karya lain dari Descartes adalah Discourse de la method dan Meditationes de prima Philosophia. Hingga suatu ketika ia meninggal karena sakit yang ia derita saat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar