Selasa, 06 Desember 2016

Metode Filsafat

Metode Filsafat
Kata metode berasal dari kata Yunani methodos , sambungan kata depan (meuju, arah, mengikuti, sedudah) dan kata benda hodos (jalan oerjalanan, cara, arah). Kata methodos sendiri berarti penelitian, metode ilmiah, hipotesis ilmiah, uraian ilmiah. Metode ialah cara bertindak menurut system aturan tertentu. Sebenarnya jumalah metodew filsafat hamper sama banyak dengan definisi dari para agli dan filsuf sendiri. Karena metode sendiri adalah pendekatan mencapai hakikat sesuai dengan corak pandangan filsuf sendiri. Runes dalam Dictionary of philosophy sebagaiman dikutip oleh Anton Bekker menguraikan, sepanjang sejarah filsafat telah dikembangkan sejumlah metode filsafat yang berbeda dan cukup jelas. Yang paling penting dapat disusun menurut gars historisnya, sedikitnya da 10 metode, yaitu sebagai berikut:
  1. Metode Kritis: Socrates, Plato
Bersifat analisisistilah dan pendapat. Merupakan hermeneutika yang menjelaskan keyakinan, dan memperlihatkan  pertentangan . Dengan jalan bertanya , membedakan, membersihkan, menyisihkan dan menolak akhirnya ditemukan hakikat.
  1. Metode Intuitif: Plotinus, Bergson
Dengan jalan instrospeksi  intuitif dan dengan pemakaian symbol-simbol diusahakan pembersihan intelektual (bersama dengan penyucian moral) sehingga tercapai suatu penerangan pikiran. Bergson : Dengan jalan pembaruan antara kesadaran dan proses perubahan tercapai pemahanman langsung mnegenai kenyataan.
  1. Metode SkolastikAristoteles, Thomas Aquinas, Filsafat abad pertengahan
Bersifat sintesis deduktif . Dengan bertolak belakang dari definisi atau prinsip yang jelas dengan sendirinya, ditarik suatu kesimpulan.
  1. Metode Geometris : Rene Decartes dan pengikutnya
Melalui analisis hal-hal kompleks dicapai intuisi akan hakikat “sederhana” (ide terang dan berbeda dari yang lain); dari hakikat itu dideduksikan secara matematis segala pengertian lainnya.
  1. Metode empiris: Hobbes, Locke, Berkeley, David Hume
Hanya pengalamn lah yang menyajikan pengertian benar maka semuapengertian dalam introspeksi dibandingkan dengan impresi dan kemudian disusun bersama geometris.
  1. Metode Transedental: Immanuel Kant, Neo-skolastik
Bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu dengan jalan analisis diselidiki syarat apriori bagi pengertian sedemikian.
  1. Metode Fenomenologi: Husserl, Eksistensialisme
Dengan jalan beberapa potongan sistematis refleksi antara fenomin dalam kesadaran mencapai penglihatan hakikat-hakikat murni
  1. Metode Dialektishegel, Marx
Dengan jalan mengikuti dinamis pemikiran atau alam sendiri menurut triade tesis , antithesis, sintesis dicapai hakikat kenyataan.
  1. Metode Neo-Positivistis
kenyataan dipahami menurut hakikatnya dengan jalan mempergunakan aturan seperti berlakuapada ilmu pengetahuan positif.
  1. Metode Analitika Bahasa
Dengan jalan analisis pemakaian bahasa sehari-hari ditentukan sah atau tidaknya ucapan – ucapan filosofis.
Dari 10 metode diatas hanya beberapa metode yang khas bagi filsafat yang dianggap paling penting dan berpengaruh sepanjang sejarah filsafat. Metode yang khas itulah yang dibahas oleh Anton Bekker dalam bukunya metode-metode filsafat yang mencakup metode kritis (Socrates Plato), metode intuitif ( Plotinus, Henri Bergson) Metode Skolastik (Thomas Aquinas), Metode Geometri(Rene Decrates), Metode Eksperimentil (david Hume) metode kritis transedental (Immanuel kant, neo skolastik), metode dialektis (Hegel), metode fenomenologis (Husserl, Eksistensialisme) dan metode analitika bahasa (Ludwig Wittgenstein).

Sumber: Surajiyo.2008. Ilmu Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar