Selasa, 06 Desember 2016

B e b e r a p a c a b a n g u m u m f i l s a f a t , M e t a f i s i k a

B e b e r a p a c a b a n g  u m u m f i l s a f a t , M e t a f i s i k a
 Metafisika adalah cabang filsafat yang hendak menyelidiki  kenyataan dari sudut yang palin mendasar, paling dalam, sekaligus palaing menyeluruh. Oleh karena itu , metafisika sering juga disebut sebagai filsafat dasariah    atau seperti yang dikatakan oleh Aristoteles , filsafat pertama. Aristoteles membuat nama ini sebenanrya dalam konteks kritiknya terhadap cara berfilsafat para filsuf yunani kuno sebelum dia. Bagi Aristoteles para filsuf sebelumnya memang berfilsafat tetapi belum sampai pada titiknya yang paling mendalam. Artinya argument – argument yang mereka ajukan masihlah sederhana dan belum memuaskan. Karena itulah Aristoteles menyebut filsafat sebelumny sebagai filsafat kedua.
Ia kemudian mencoba merumuskan suatu bentuk filsafat yang mecoba menggali semua aspek realitas dari sudutnya yang paling mendalam mulai dari tentang alam tentang Tuhan tentang jiwa dan tentang badan. Ia pun kemudian menanamkan cara berfilsafat seperti itu sebagai filsafat pertama atau metafisika. Dalam konteks ini dia mau menyelidiki tidak saja objek yang dapat ditangkap oleh indra kita tetapi juga objek yang hakikatnya melampaui panca indra tersebut seperti Tuhan.
Yang harus dimengerti adalah bahwa metafisika adlaah tidak mengacu pada suatu objek tersenut yang bersifat konkret, melainkan lebih bersifat formal. Artinya segala sesuatu dalam realitas diselidiki dari sudut yang paling mendalam dan yang paling mendasar. Oleh karena itu, metafisika dapat dikatakan sebagai suatu refleksi filosofis tentang realitas yang paling mendalam dan paling akhir secara total . Dengan kata lain metafisika hendak mengungkap kan realitas dala suatu konsep dasariah ynag paling total.
Ada beberapa hal yangs sekiranya perlu ditambahkan  tentang konsep metafisika. Kata meta berarti melampaui dansering mengacu pada aktifitas level kedua, yakni aktifitas yang mampu menganalisis aktifitas level pertama. Contoh; Sosiologi itu menganalisi rencana secara langsung. Smentara metasosiologi menganalisis logika internal dari sosiologi yang digunakan untuk menganalisis masyarakat. Jadi sosiologi berfikir tentang manusia dan kehidupan sosialnya. Sementara itu metasosiologi berfikir tentang sosiologi yang tengah memikirkan manusia dan kehidupan sosialnya. Jelaskah?
Etika berusrusan dengan pernyataan tentang benar atau salah. Sementara meta etika berurusan dengan apa artinya benar atau salah. Dengan kata lain metafisika yang  melibatkan semua refleksi lain yang bersifat meta , bergerak ke level abstraksi dan universitalitas yang tinggi dari subjek yang dianalisisnya. Jika fisika bersama semua ilmu pengetahuan ilmu lainnya berurusan dengan pertanyaan yang lebih abstrak, seperti mengapa ada sesuatu dari pada tidak ada , apakah kualitas itu niscaya.
Seperti sudah diaktakan sebelumnya, metafisika sendiri adlaah salah satu tema filsafat yang diajarkan oleh aristoteles kepada murud muridnya. Ia membagi 2 jenis pengetahuan, yakni pengetahuan teoritis dan pengetahuan praktis . pengethaun toritis mencakup matematika, fisika, dan apa yang isebut sebagai filsafat pertama . Filsafat pertama ini yang akan disebut sebagai metafisika , terutama karena tempatnya berada pada setleha fisika dan dianggap melampaui fisika. Nama metafisika pun akhirnya menjadi salah satu tema penting di dalam pemikiran Aristoteles.
Didalam perjalanan sejarah, epistemology telah memperoleh tampat yang cukup kokoh didalam refleksi filsafat. Sementara metafisika justru masih menjadi wilayah abu-abu yang belum mempunyai status tetap bahkan sampai sekarang. Lagi pula beberapa filsuf berpendapat bahwa pengetahuan yang bersifat metafisis tidak bisa diperoleh karena melampaui batas pengetahuan manusia. Kata metafisika pun jadi memperoleh makna konotatif.
Bahkan ia bertujuan mengembalikan filsafat ke pertanyaan tentang realitas sehari – hari dan lepas dari metafisika. Ini adalah ironi, yakni Hume dan Wittgenstein hendak menghancurkan metafisika tetapi mereka sendiri mengajukan pertanyaan – pertanyaan filosofis yang bersifat metafisis. Lepas dari pada itu problematika tentang status metafisika tetaplah problem yang paling mendalam , menarik dan menantang di dalam filsafat.
Jadi Metafisika tidak dapat dibuktikan secara benar dan akurat sekaligus tidak ada satupun argument yang bisa begitu saja menyatakan bahwa metafisika tidaklah bermakna. Ini yang disebut sebagai nisbi metafisika.
SUMBER : Wattimena, Reza. 2008. Filsafat dan Sains. Jakarta: PT. Grasindo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar